Jembatan Pandansimo–Samas Bantul Yogyakarta Siap Dilalui

SUTAMI – Kementerian PU menargetkan Jembatan Pandansimo yang menghubungkan Ruas Jalan Congot–Ngremang (Kabupaten Kulon Progo) dengan Pandansimo–Samas (Kabupaten Bantul), DIY dapat beroperasi pada September 2025.

Pembangunan jembatan ini merupakan bagian dari program prioritas Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS) DIY sepanjang ±110 km yang diharapkan mampu mengurangi kesenjangan pembangunan antara wilayah pesisir pantai Utara dan Selatan Jawa.

Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Jawa Tengah – DIY, Moch. Iqbal Tamher menjelaskan, Jembatan Pandansimo memiliki panjang total penanganan 2.300 meter dengan lebar rata-rata 24 meter, terdiri dari oprit, slab on pile, dan jembatan utama. Nilai kontrak proyek ini mencapai Rp863,7 miliar yang bersumber dari APBN, dengan masa pelaksanaan 579 hari kalender.

Dari sisi teknis, jembatan ini memanfaatkan teknologi konstruksi modern seperti Corrugated Steel Plate (CSP) yang ringan dan kuat, Lead Rubber Bearing (LRB) sebagai peredam gempa, Mechanically Stabilized Earth Wall (MSE Wall) untuk efisiensi lahan, serta mortar busa untuk mengurangi beban struktur.

Desain arsitektur jembatan juga mengadopsi elemen budaya lokal seperti motif batik nitik dan bentuk gunungan pada gapura serta lampu jalan, sekaligus memperkuat identitas kawasan.

Selain manfaat transportasi, kata Iqbal, jembatan ini juga akan membuka akses ke lahan pertanian seluas 2.164,10 hektare di Kecamatan Galur dan mendukung produksi pertanian sebesar 9.143,2 kuintal sayur dan buah setiap tahunnya.

“Produksi perikanan di Kecamatan Srandakan juga diharapkan meningkat sebesar 13,3 ton per tahun. Keberadaan Jembatan Pandansimo diharapkan dapat menjadi fondasi bagi pertumbuhan ekonomi, logistik, dan pariwisata di wilayah selatan DIY,” tambah Moch. Iqbal.