Pembukaan Jalan Baru Geumpang – Pameu, Aceh

SUTAMI – Upaya Wujudkan Aksebilitas dan Konektivitas di Wilayah Tengah Provinsi Aceh
Aceh, provinsi paling barat di Kepulauan Indonesia bergeliat mewujudkan terciptanya aksebilitas dan konektivitas antar wilayah melalui infrastruktur jalan. Pekerjaan pembukaan jalan baru sepanjang 59,6 km di wilayah tengah Provinsi Aceh yang menghubungkan Geumpang ke Pameu, akan memudahkan akses masyarakat.

Jika selama ini mobilitas masyarakat terkendala jauhnya jarak dan lamanya waktu tempuh, dengan dibukanya ruas jalan Geumpang – Pameu kini bisa dirasakan manfaatnya, menjadi lebih singkat dan dekat. Kemudahan akses tentunya juga akan mendorong tumbuhnya perekonomian bagi masyarakat sekitar.

Latar geografis Pameu, Kabupaten Aceh Tengah dan Geumpang, Kabupaten Pidie berada pada daerah pegunungan atau dataran tinggi yang memiliki struktur tanah yang sangat baik untuk pertanian. Hal ini juga tedapat di wilayah Jantho dan Keumala. Secara sosiologis, masyarakat pada daerah tersebut menjadikan lahan mereka sebagai lahan pertanian, baik itu sawah maupun perkebunan.

Sementara pada ruas jalan A. Majid Ibrahim (Jantho) dan Keumala – Geumpang, untuk ruas jalan A. Majid Ibrahim (Jantho) berada di Kabupaten Aceh Besar sudah memiliki trase jalan baik. Sedangkan ruas jalan Keumala – Geumpang berada di Kabupaten Pidie termasuk daerah perbukitan.

Dalam semangat perwujudan ketahanan pangan nasional dan peningkatan perekonomian masyarakat, untuk mempermudah akses pertukaran barang komoditi maupun mobilitas penduduk dari dan menuju daerah tersebut, Kementerian Pekerjaan Umum melalui Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Aceh melakukan pembangunan membuka jalan baru pada ruas jalan Geumpang – Pameu, serta melakukan preservasi pada ruas jalan Jantho dan Keumala – Geumpang.

Latar hingga terwujudnya pembangunan ruas jalan baru dan dilakukannya preservasi di wilayah tengah Provinsi Aceh tersebut diungkapkan Heri Yugiantoro, Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Aceh kepada Majalah Sutami, baru-baru ini. KaBalai Heri menjelaskan, aksesibilitas dan konektivitas di wilayah tengah Provinsi Aceh terus dilakukan. Pembangunan ini bertujuan untuk menyambung jalur yang terputus di lintas nasional.

Dengan rampungnya ruas jalan Geumpang – Pameu ini, KaBalai Heri menyampaikan, pentingnya masyarakat ikut menjaga infrastruktur yang telah terbangun dengan merawat kelestarian hutan. “Ruas jalan ini pada umumnya berada pada dataran tinggi di mana curah hujan sangat tinggi dan berada pada wilayah hutan. Mari kita sama-sama menjaga Kawasan hutan untuk tidak menebang kayu dan membuka lahan untuk Perkebunan. Ini akan berpotensi terjadi longsoran tebing maupun amblasnya badan jalan yang akan merusak jaringan jalan yang telah dibangun,” terangnya.

Ke depan, demi semakin terwujudnya aksebilitas dan konektivitas antar wilayah di Aceh, KaBalai Heri memaparkan program infrastruktur keberlanjutan dari BPJN Aceh. Ruas jalan nasional Provinsi Aceh memiliki Panjang 2112,07 Km yang terdiri dari wilayah timur, wilayah barat, wilayah Tengah serta wilayah kepulauan secara umum telah saling menghubungkan satu dengan lainnya. Namun untuk wilayah Tengah masih terdapat ruas jalan yang masih belum tersambung (Missing Link) yaitu pada ruas jalan Jantho – Keumala.

Ruas jalan ini secara garis besar berada pada wilayah hutan produksi yang menghubungkan Jantho (Kabupaten Aceh Besar) dan Keumala (Kabupaten Pidie). “BPJN Aceh telah memprogramkan rencana Pembangunan Ruas Jalan Jantho – Keumala sepanjang 38 Km yang insyaallah akan dilaksanakan pada Tahun Anggaran 2025 ini,” ujar KaBalai Heri.

Kegiatan pembangunan jalan ini dibagi menjadi 3 Seksi dan dilaksanakan dalam 2 tahapan yaitu; Tahap I, Pembukaan lahan dan pembentukan badan jalan yang akan dilaksanakan selama 3 Tahun Anggaran dari tahun 2025 – 2027. Serta, Tahap II, Peningkatan Struktur Jalan dan Pembangunan Jembatan dilaksanakan selama 2 Tahun Anggaran dari tahun 2027 – 2029.

*** Untuk jabaran teknik pelaksanaan konstruksi dapat dibaca di e-Magz SUTAMI