SUTAMI – Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN) menghadiri peresmian fasilitas produksi CT-Scan pertama di Indonesia yang dipelopori oleh sinergi GE HEALTHCARE, KALBE FARMA, dan FORSTA KALMEDIC GLOBAL, di Bogor.
Zainal Arifin, Deputi Perizinan dan Inspeksi BAPETEN mengatakan, kehadiran fasilitas produksi di dalam negeri ini bukan hanya sekadar mengurangi ketergantungan impor alat kesehatan canggih seperti CT-Scan, namun juga membawa dampak multidimensi yang positif. Di antaranya; peningkatan aksesabilitas dan kualitas pelayanan kesehatan, penguatan industri dalam negeri dan penyerapan tenaga kerja, serta peningkatan keselamatan radiasi.
Teknologi CT-Scan merupakan bagian penting dari pelayanan kesehatan modern. Penggunaan sinar-X dalam perangkat ini tentu memerlukan pengawasan yang cermat dari aspek desain, produksi, distribusi, hingga penggunaannya di fasilitas medis.
Oleh karena itu, kolaborasi yang erat antara regulator, pelaku industri, dan tenaga kesehatan menjadi sangat krusial. Berdasarkan data perizinan BAPETEN bahwa jumlah pesawat sinar-X di Indonesia sekitar 1.364 baik CT-Scan konvensional maupun CT Angigrafi.
Presiden Direktur Kalbe, Irawati Setiady, menyebut investasi senilai Rp260 miliar ini menjadi langkah awal Kalbe masuk ke sektor teknologi medis menengah hingga tinggi. Tahap awal, pabrik ini bisa memproduksi satu unit CT Scan dalam waktu seminggu.
Menurutnya kolaborasi ini juga akan memperkuat ketahanan sistem kesehatan nasional dan membuka peluang ekspor ke pasar ASEAN. “Kalau di farmasi kami sudah puluhan tahun, maka ini adalah lompatan untuk bisa memproduksi alkes teknologi tinggi secara lokal,” tuturnya.