SUTAMI – Pelantikan pengurus Asosiasi Perusahaan Beton Readymix Indonesia (APBRI) periode 2024-2027, baru-baru ini, menjadi momentum untuk kembali berkiprahnya APBRI sebagai organisasi jasa konstruksi yang sempat vakum selama masa pandemi lalu.
Yoppi Yanuar, sebagai Ketua Umum APBRI terpilih mengatakan, dalam kepengurusannya ini, APBRI berfokus pada tiga pilar strategis untuk menghadapi tantangan industri readymix ke depan, mulai dari peningkatan kualitas, pengarusutamaan keberlanjutan, hingga membangun kolaborasi dengan banyak pihak.
Yoppi menyoroti tantangan utama industri saat ini, mulai dari masalah operasional industri, kompetensi tenaga kerja, adopsi teknologi terkini dan isu keberlanjutan lingkungan.
“Tantangan industri readymix cukup kompleks, tidak hanya tentang persaingan usaha tetapi juga bagaimana membangun standarisasi, meningkatkan kompetensi pelaku industri serta mengadopsi konstruksi berkelanjutan agar siap dengan tantangan masa depan,” tegas Yoppi.
Di sisi lain, APBRI akan menjadi wadah yang akan menjembatani kepentingan anggotanya dengan stakeholder industri readymix. Untuk itu, APBRI aktif membangun kemitraan dengan pengembang, pemerintah, pabrikan semen dan masyarakat.
Asosiasi juga akan terus mengadvokasi kebijakan pro-industri guna menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pertumbuhan dan keberlanjutan sektor readymix di Indonesia.
Sementara itu, Syarif Hidayat, Head of Technical Marketing, Semen Merah Putih menjelaskan komitmen Semen Merah Putih untuk mendukung industri readymix dan khususnya APBRI untuk bersama-sama membangun konstruksi hijau.
Dari pihak pemerintah, dalam sambutannya pada Pelantikan Pengurus APBRI periode 2024–2027, Dirjen Bina Konstruksi Kementerian Pekerjaan Umum, Boby Ali Azhari, ST., MSc, menyebutkan, beton readymix memainkan peran penting dalam menjamin kualitas dan ketahanan struktural infrastruktur.
Pemerintah mendukung peran asosiasi dalam hal ini APBRI untuk menjadi wadah untuk mensosialisasikan dan menerapkan standar kompetensi serta keahlian industri readymix untuk memastikan kualitas produk beton yang tinggi dan lebih ramah lingkungan.
Putu Nadi Astuti, ST, MSi, Direktur Industri Semen, Keramik, dan Bahan Galian Non logam di Kementerian Perindustrian, dalam kata sambutannya menekankan industri readymix memang masih perlu diperkuat daya saingnya, karena dari data SIINas utilisasi produksi readymix pada tahun 2024 hanya 53% dari kapasitas terpasang 28.9 juta ton. Untuk ini peran asosiasi dan kolaborasi dengan semua stakeholder sangat diperlukan agar optimalisasi produksi bisa tercapai.