SUTAMI – Kementerian Pekerjaan Umum (PU) melakukan penanganan darurat pasca bencana banjir bandang yang melanda Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur (NTT), dan juga Kabupaten Sorong Provinsi Papua Barat.
Banjir yang terjadi akibat hujan deras sejak 8 September 2025 di NTT telah menyebabkan kerusakan infrastruktur jalan dan jembatan serta mengakibatkan korban jiwa.
Berdasarkan hasil laporan di lapangan, terdapat 2 jembatan yang aksesnya terputus di Desa Sawu (Jembatan Teodhae 1 dan Teodhae 2). Sementara, 2 jembatan lainnya di Desa Maukeli dan Aewoe mengalami kerusakan berat.
Selain itu, beberapa rumah, kendaraan, dan ternak terbawa arus banjir, serta tercatat korban jiwa sebanyak 3 orang meninggal dunia dan 7 orang hilang yang belum ditemukan.
Sebagai langkah tanggap darurat, Kementerian PU melalui Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) NTT, Direktorat Jenderal Bina Marga telah mengerahkan alat berat seperti excavator dan wheel loader untuk membersihkan material lumpur dan puing yang menutup ruas jalan Maumbawa–Mauponggo–Sp. Gako.
Selain itu, tim di lapangan juga telah memasang rambu peringatan di sejumlah titik rawan dan mulai melakukan pemasangan bronjong guna mencegah erosi lebih lanjut.
“Kementerian PU juga sedang memobilisasi jembatan bailey darurat sepanjang 30 meter dari Pulau Timor untuk menghubungkan kembali jalur yang terputus. Target pemasangan jembatan darurat ini pada minggu depan, sehingga akses masyarakat dapat segera pulih. Namun, karena terdapat 2 jembatan dengan panjang masing-masing 60 meter yang rusak total, masih dibutuhkan tambahan jembatan bailey sepanjang 90 meter untuk penanganan darurat berikutnya,” kata Kepala BPJN NTT Janto.
Sementara itu, di Sorong, Papua Barat, Curah hujan tinggi lebih dari 150mm/hari sejak Minggu tanggal 14 September 2025, menyebabkan meningkatknya aliran air, debit serta volume air pada lima sungai yaitu, Sungai Klagison, Klasaman, Mariat, Klamalu, dan Makbusun sehingga meluap dan menggenangi permukiman warga dan akses jalan dibeberapa wilayah di Kota Sorong dan Kabupaten Sorong dengan ketinggi genangan mencapai 20-80 cm.
Penanganan yang telah dilakukan Kementerian PU dengan mengerahkan mobile pump, pompa alkon, bahan banjiran, alat berat untuk membuka drainase yang tersumbat, dan membuka tiga penampungan bagi warga yang terdampak.