Megaproyek Ekosistem Baterai EV di Indonesia Dimulai

SUTAMI – Groundbreaking pabrik baterai EV di Karawang menandai dimulainya konstruksi megaproyek ekosistem baterai EV dari hulu ke hilir di Indonesia. Untuk hilir, Pabrik dibangun di kawasan Artha Industrial Hill (AIH) dan Karawang New Industry City (KNIC), Jawa Barat.

Sementara untuk hulu, Proyek tersebut dibangun di Kawasan Industri PT Feni Haltim (FTH), Kabupaten Halmahera Timur, Provinsi Maluku Utara.

Megaproyek ini merupakan hasil investasi bersama perusahaan Ningbo Contemporary Brunp Lygend Co. Ltd. (CBL) dengan PT Aneka Tambang Tbk (ANTAM) dan PT Industri Baterai Indonesia (IBC). CBL merupakan anak usaha dari Contemporary Amperex Technology Co. Ltd (CATL).

Beberapa menteri ikut mendampingi Presiden dalam seremoni groundbreaking ekosistem industri baterai kendaraan listrik terintegrasi ini.

Total investasi dari proyek hulu ke hilir ini mencapai US$5,9 miliar, setara Rp96,04 triliun. Proyek yang dibangun di atas lahan seluas 3.023 hektare (Ha) itu memiliki masa pembangunan selama lima tahun (2024-2029). Sedangkan khusus di hilir atau pabrik di Karawang dibangun di lahan seluas 43 Ha.

Proyek hilirisasi nikel ini mencakup enam sub proyek utama. Lima sub proyek di Halmahera yakni pengembangan tambang nikel laterit, peleburan pirometalurgi, peleburan hidrometalurgi, produksi material baterai, dan daur ulang baterai. Sedangkan, satu sub proyek di Karawang, yakni manufaktur baterai.

Pabrik ini direncanakan memiliki kapasitas awal sebesar 6,9 GWh per tahun pada fase pertama yang akan mulai beroperasi pada akhir 2026, dan akan diekspansi hingga mencapai kapasitas total 15 GWh per pada fase kedua.