Pelabuhan Patimban Jadi Daya Pikat Kawasan Industri Purwakarta dan Subang

SUTAMI – Kawasan industri Purwakarta dan Subang mulai menarik perhatian sebagai alternatif strategis berkat ketersediaan lahan luas serta pengembangan infrastruktur, terutama Pelabuhan Patimban.

Stabilitas harga lahan mencerminkan pasar yang relatif seimbang, sekaligus menunjukkan sikap lebih hati-hati para pengembang dalam menjaga daya saing kawasan industri.

Menurut Ferry Salanto, Head of Research Colliers, guna meraih kesuksesan di tengah perubahan lingkungan bisnis, pengembang kawasan industri perlu bersikap lebih fleksibel dan visioner. Pertama, saat melakukan ekspansi ke wilayah baru seperti Subang dan Purwakarta, penting untuk meningkatkan infrastruktur pendukung serta menonjolkan nilai tambah yang ditawarkan, seperti insentif investasi dan prosedur perizinan yang lebih sederhana.

Kedua, membangun kemitraan strategis dengan industri yang berkembang pesat seperti manufaktur berteknologi tinggi, energi terbarukan dan logistik, akan menjadi kunci dalam menjaga pertumbuhan yang berkelanjutan.

Terakhir, menjaga stabilitas harga sambil tetap responsif terhadap permintaan pasar akan membantu pengembang tetap kompetitif di tengah kenaikan biaya dan ketidakpastian global.

Meskipun Bekasi dan Karawang masih menjadi pusat utama aktivitas industri, keterbatasan pasokan mulai mengalihkan minat ke wilayah Serang serta ke arah timur, yaitu Purwakarta dan Subang.

Perubahan ini mengindikasikan bahwa peta pertumbuhan industri ke depan akan meluas dari pusat-pusat tradisional menuju kawasan baru yang menawarkan lahan lebih luas, harga lebih kompetitif, serta dukungan infrastruktur yang terus berkembang.

Sementara itu, pasokan lahan industri di wilayah Jabodetabek juga terus berkembang, dipengaruhi oleh meningkatnya permintaan dan beragamnya tingkat ketersediaan di berbagai subpasar. Setiap kawasan memiliki peran khas dalam peta pengembangan industri yang lebih luas di sekitar Jakarta.

Ferry mengatakan bahwa pasar lahan industri di wilayah Jabodetabek menunjukkan dinamika signifikan sepanjang semester pertama tahun 2025. Meskipun total penjualan masih lebih rendah dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya, tanda-tanda pemulihan mulai terlihat, terutama pada kuartal kedua yang mencatat lonjakan cukup besar.

Kawasan industri utama seperti Artha Industrial Hill (AIH) dan Modern Cikande tampil sebagai pusat aktivitas, didorong oleh tingginya minat sektor manufaktur dan energi terbarukan, termasuk arus investasi dari perusahaan asal China.

Secara keseluruhan, pasokan lahan industri di wilayah Jabodetabek menunjukkan tingkat konsentrasi yang semakin tinggi.