Dalam perkembangan teknologi dan digitalisasi sekarang ini, Pusat Basis Data (data base) telah menjadi penyokong penting pada kemajuan pengelolaan, perumusan, hingga implementasi kebijakan. Sokongan olahan digital ini tak terkecuali dalam pengelolaan infrastruktur, dalam bahasan ini adalah infrastruktur sumber daya air.
Dalam rubrik Paper edisi sutami 003 ini, kami mengikhtisarkan Karya Tulis Ilmah dari Riswanda Binta Ichsan dan Udiyah dengan Jabatan Fungsional Teknik Pengairan Ahli Pertama di Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (saat materi ini ditulis). Karya tulis itu berjudul Optimalisasi Pemanfaatan Aplikasi Water Resources Data Center (WRDC) Pada Direktorat Jenderal Sumber Daya Air.
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air (Ditjen SDA), Kementerian Pekerjaan Umum (PU) memiliki merumuskan dan melaksanakan kebijakan pengelolaan sumber daya air. Bidang ini mencakup; konservasi sumber daya air, pendayagunaan sumber daya air, Pengendalian daya rusak air, serta evaluasi dan pelaporan pengelolaan SDA.
Untuk mendukung tugas tersebut, Ditjen SDA mengembangkan berbagai aplikasi sistem informasi. Fungsi utamanya, menyediakan data dan informasi SDA yang dapat diakses kapanpun dan di manapun. Serta, mendukung kegiatan pemantauan, evaluasi, operasi, pemeliharaan, optimalisasi, rehabilitasi, serta pengambilan keputusan dalam pengelolaan SDA.
Sejumlah aplikasi yang dikembangkan di antaranya; SISDA (Sistem Informasi Sumber Daya Air) – berfungsi mengelola data SDA berupa kondisi hidrologis, hidrogeologis, hidrometeorologis, kebijakan SDA, teknologi, dan prasarana SDA berupa prasarana fisik (bendung irigasi, kanal, kanal banjir, pengaman pantai, air baku, air tanah, rawa, danau, situ dan embung, dll.) & nonfisik (gerakan kemitraan, penyusunan pola, penyusunan wadah koordinasi, pemantauan hidrologi dan kualitas air).
Kemudian, SINBAD (Sistem Informasi Bendungan dan Waduk) memiliki fungsi memantau keamanan & operasi bendungan/waduk dengan data realtime tinggi muka air (TMA) dan volume bendungan, berbasis data klimatologi dari BMKG. Aplikasi lainnya, SIHKA (Sistem Informasi Hidrologi dan Kualitas Air) – berfungsi sebagai portal data hidrologi dan kualitas air (manual, otomatis, telemetri) dan terintegrasi dengan stakeholder.
Ada juga, SIATAB (Sistem Informasi Air Tanah dan Air Baku) – inventarisasi data sebaran cekungan air tanah (CAT), pemanfaatan air tanah & air baku. E-PAKSI (Pengelolaan Aset dan Kinerja Sistem Irigasi) – Aplikasi untuk pengambilan survei aset jaringan irigasi dan non irigasi & penilaian kinerja sistem irigasi berbasis Android; hasil jadi dasar pengambilan keputusan.
Dan yang menjadi perhatian Riswanda sang penulis adalah Aplikasi WRDC yang berfungsi sebagai Pusat Data SDA terintegrasi dengan Balai Besar ataupun Balai Wilayah Sungai dan Sistem Informasi Ditjen SDA serta Pusat Data Kementerian PU. Website WRDC saat ini dapat menampilkan data bendungan, embung, pengaman pantai, bendung, sumur, Pemanenan Air Hujan (PAH) dan Akuifer Buatan dan Simpanan Air Hujan (ABSAH).
*** Baca di Emagz sutami 003 bagaimana penulis mengkaji aplikasi WRDC agar bisa berfungsi lebih optimal lagi ke depannya